Sinta nuriyah biography of barack
Padahal, menurutnya, perempuan merupakan figur sentral dalam kehidupan manusia, karena mereka mengemban tugas suci, melahirkan, dan mendidik anak manusia. Hal ini mendorong Shinta Nuriyah pada tahun untuk mendirikan Yayasan Puan Amal Hayati, dengan tujuan agar lebih efektif dalam memperjuangkan hak dan membebaskan perempuan dari belenggu ketertindasan dan keterbelakangan.
Meski Shinta Nuriyah mengenyam pendidikan dan mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tambak Beras, sebagai pondok pesantren yang disegani dan sangat berpengaruh di Jombang, orang tuanya mengajarinya untuk berani berpikir terbuka dan kritis. Suatu kondisi yang jarang sekali dapat ditemui di lingkungan pesantren tradisional pada saat itu.
Oleh karena itu, selain advokasi dan penyuluhan, salah satu kegiatan utama Yayasan Puan Amal Hayati adalah mengkaji dan membahas Kitab Kuning, khususnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban perempuan dalam Islam. Keyakinan akan kesetaraan untuk semua ini juga mendorong tekad Shinta Nuriyah untuk selalu berada di garda terdepan membela kaum tertindas atau terpinggirkan, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras atau bahkan kelompok masyarakat yang dianggap memiliki perilaku menyimpang dari kehidupan sosial biasanya.
Shinta Nuriyah yang telah menyelesaikan Program Pascasarjana Kajian Wanita Universitas Indonesia ini ingin mengedukasi masyarakat bahwa Islam tidak menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki, seperti yang selama ini dirasakan oleh sebagian masyarakat muslim. Shinta Nuriyah, yang sebelumnya menjadi mitra utama suaminya dalam diskusi tentang banyak hal, mendiang Gus Dur; meyakini bahwa masalah kesetaraan gender merupakan masalah serius yang perlu mendapat perhatian besar dari kita semua.
Perempuan jelas memiliki peran yang tidak tergantikan dan sangat terhormat dalam masyarakat, sehingga sudah selayaknya perempuan memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang tidak berbeda dengan laki-laki. Demikianlah artikel tentang Biografi Nyai Hj. Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Meski Shinta Nuriyah berangkat dan memperoleh pendidikan dari Pesantren Tambak Beras, sebagai pesantren yang dihormati dan sangat berpengaruh di Jombang, namun oleh kedua orangtuanya ia dididik untuk berani berpikir terbuka dan kritis.
Suatu kondisi yang jarang ditemui di lingkungan pesantren tradisional saat itu. Karena itu, selain advokasi dan konseling, salah satu kegiatan utama Yayasan Puan Amal Hayati adalah mengkaji dan mendiskusikan Kitab Kuning, khususnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban perempuan dalam Islam. Kitab Kuning adalah sebutan untuk kumpulan tulisan pemikiran para ulama terkemuka atas Al Quran dan Hadits yang menjadi rujukan utama di berbagai pesantren dalam mempelajari agama Islam.
Shinta Nuriyah merasa perlu mengkaji masalah ini dengan mendalam dan menyeluruh, karena ia memiliki keyakinan kuat bahwa Islam mengajarkan persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan. Islam sangat menghargai dan sangat menghormati perempuan karena Islam menempatkan seluruh umatnya setara di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan akan kesetaraan bagi semua ini pula yang mendorong tekad Shinta Nuriyah untuk selalu berada di depan dalam membela kaum yang tertindas atau marginal, tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras atau bahkan golongan orang-orang yang dianggap memiliki perilaku menyimpang dari kelaziman kehidupan sosialnya sekalipun.
Shinta Nuriyah yang telah menuntaskan program Pasca Sarjana Studi Kajian Wanita dari Universitas Indonesia ini, ingin mengedukasi masyarakat bahwa Islam tidak menempatkan kedudukan perempuan dibawah laki-laki, seperti yang selama ini dipersepsikan oleh sebagian masyarakat muslim. Shinta Nuriyah, yang dahulu juga berperan sebagai partner utama diskusi suaminya tentang banyak hal, Almarhum Gus Dur ; meyakini bahwa masalah persamaan gender adalah masalah serius yang perlu mendapat perhatian besar dari kita semua.
Menurut ibu dari empat orang anak yang berfikiran progresif ini; perempuan jelas memiliki peran yang tak tergantikan dan sangat terhormat dalam masyarakat, sehingga sudah selayaknya perempuan memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang tidak berbeda dengan laki-laki. Fatmawati — Siti Hartinah — Hasri Ainun Besari — Sinta Nuriyah — Taufiq Kiemas — Kristiani Herrawati — Iriana — Daftar isi pindah ke bilah sisi sembunyikan.
Halaman Pembicaraan. Bahasa Indonesia. Baca Sunting Sunting sumber Lihat riwayat. Perkakas Perkakas. Dalam proyek lain. Since her husband's sinta nuriyah biography of barack inSinta has been an outspoken defender of moderate Islam. She has pursued a tradition of holding inter-faith meals during Ramadan. Contents move to sidebar hide. Article Talk.
Read Edit View history. Tools Tools. Download as PDF Printable version. In other projects.
Sinta nuriyah biography of barack
Wikimedia Commons Wikidata item. Gus Dur tidak berhenti begitu saja, ketika dia melamar untuk kedua kalinya lamaran itu diterima. Pernikahannya dilangsungkan tanpa kehadiran Gus Dur yang kala itu masih menimba ilmu di luar negeri, mempelai pria digantikan oleh sang kakek dari keluarga Sinta.